“Yaa Allah …
bila aku berdo’a memohon kepada-Mu agar Engkau senantiasa mengucurkan rizki-Mu kepadaku, aku takut seperti tak yakin bahwa Engkau pasti menjamin rizki setiap makhluk-Mu;
Ya Allah …
bila aku berdo’a memohon kepada-Mu agar Engkau menjauhkan aku dari ujian dan cobaan yang berat aku menghadapinya, aku takut justru itu yang akan menjadikanku lebih dekat kepada-Mu;
Ya Allah …
bila aku berdo’a memohon kepada-Mu agar Engkau mengampuni dosa-dosaku, aku malu karena tidak sesuai dengan kesungguhan taubatku;
Ya Allah …
bila aku berdo’a kepada-Mu meminta kesenangan hidupku, sebagaimana kesenangan yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu, aku takut itu dorongan nafsuku;
Ya Allah …
bila aku berdo’a kepada-Mu memohon derajat yang tinggi disisi-Mu sebagaimana Engkau angkat derajat hamba-hamba-Mu yang shaleh, aku takut Engkau kemudian mengujiku dengan ujian yang berat yang ternyata aku tak sanggup memikulnya;
Ya Allah …
bila aku berdo’a kepada-Mu memohon kemuliaan disisi-Mu sebagaimana kemuliaan yang Engkau anugrahkan pada para kekasih-Mu, aku malu karena tidak sesuai dengan amal-amalku;
Yaa Allah …
bila aku berdo’a memohon kepada-Mu agar Rasul-Mu memberikan syafa’atnya kelak di akhirat sebagai penyelamatku, aku takut Nabimu mencibirku karena ketaksetiaanku padanya, karena kecintaanku padanya hanya di mulut dan begitu banyaknya pembangkanganku atas segala tuntunannya;
Ya Allah …
bila aku berdo’a memohon kepada-Mu agar Engkau tidak memasukkan aku ke dalam neraka-Mu, aku takut itu adalah jalan terbaik bagiku Engkau meridhaiku;
Ya Allah …
bila aku berdo’a memohon kepada-Mu agar Engkau memasukkan aku ke dalam surga-Mu, aku malu ketika mendapati kehinaanku dan betapa banyaknya dosa-dosa dan maksiatku;
Ya Allah …
habis kesadaran dan kata-kataku. Maka, terserah Engkau, mau apakan aku! Bukankah aku ini sepenuhnya milik-Mu. Engkau mau apakan aku sekehendak-Mu adalah hak-Mu!”
(Moeflich Hasbullah)
info dari : http://moeflich.wordpress.com/2011/01/22/do%E2%80%99a-takut-dan-malu/